Thursday, June 16, 2016

TELAGA SARANGAN


Telaga Sarangan, juga dikenal sebagai Telaga Pasir, adalah telaga alami yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut dan terletak di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Jawa Timur. Telaga ini berjarak sekitar 16 kilometer arah barat alun-alun Magetan. Telaga ini luasnya sekitar 30 hektare dan berkedalaman 28 meter. Dengan suhu udara antara 15 hingga 20 derajat celsius. Telaga Sarangan mampu menarik ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya.
Telaga Sarangan adalah obyek wisata andalan Kabupaten Magetan. Hotel dan pondok wisata banyak terdapat disekeliling telaga, juga terdapat puluhan kios oleh-oleh/cinderamata seraya menikmati indahnya Sarangan dengan berkuda mengitari telaga, atau mengendarai kapal cepat. Fasilitas obyek wisata lainnya pun tersedia, misalnya rumah makan, tempat bermain, pasar wisata, tempat parkir, sarana telepon umum, tempat ibadah, dan taman.
Keberadaan rumah makan di sekitar telaga menjadikan para pengunjung memiliki banyak alternatif pilihan menu. Hidangan khas yang dijajakan di sekitar telaga adalah sate kelinci.
Magetan juga tertolong dengan adanya potensi industri kecil setempat yang mampu memproduksi kerajinan untuk suvenir, misalnya anyaman bambu, kerajinan kulit, kerajinan sepatu, dan produk makanan khas seperti emping melinjo dan lempeng (kerupuk puli, yaitu kerupuk dari nasi).
Telaga Sarangan juga memiliki layanan jasa sewa perahu dan becak air
Telaga Sarangan memiliki beberapa kalender event penting tahunan, yaitu labuh sesaji pada Jumat Pon bulan Ruwah, liburan sekolah di pertengahan tahun, Ledug Sura 1 Muharram, dan pesta kembang api di malam pergantian tahun.

ALPAKA / THE ALPACA


NAMA : ALPAKA / THE ALPACA

BINATANG : MAMALIA

BERASAL DARI : AMERIKA SELATAN

KETINGGIAN : 3.500-5.000 m dpl

KEGUNAAN : SERAT BULU (BUKAN WOL) UNTUK RAJUTAN DAN ANYAMAN

SEBAGAI SELIMUT, SWEATER, TOPI, SARUNG TANGAN, SYAL, DLL

ROKON TRAILBREAKER 1973

ROKON TRAILBREAKER 1973

ASAL PABRIKAN AMERIKA


KAPASITAS MESIN : 134 CC (2 TAK)

SISTEM "TWO WHEEL DRIVE"
(RODA DEPAN & BELAKANG BISA BERGERAK MASING-MASING PADA MEDAN SULIT)

Monday, June 13, 2016

TELAGA WAHYU / TELAGA WURUNG MAGETAN




Telaga Wahyu merupakan salah satu tempat wisata di Kelurahan Plaosan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Telaga Wahyu berjarak sekitar 16 km dari Alun-alun Magetan dan Telaga ini hanya berjarak 3 kilometer dari sisi timur Telaga Sarangan.Telaga yang terletak di lereng Gunung Lawu ini mempunyai luas sekitar 10 hektar.

Telaga Wahyu juga disebut sebagai  “Telaga Wurung” yang diartikan dalam bahasa Jawa “wurung” berarti “tidak jadi”. Mitos yang beredar di kalangan masyarakat sekitar ialah jika sepasang kekasih yang dilanda asrama merajut cinta di lokasi setempat, maka hubungan dan kisah cinta mereka tidak akan awet.
Telaga alam ini, selain memiliki pemandangan alam yang indah, juga menyuguhkan jalan yang sangat menantang dengan tanjakan dan turunan yang tajam serta berkelok-kelok. Sesekali tampak lahan pertanian warga dan hutan pinus yang tumbuh rindang disepanjang jalan.
Selain digunakan sebagai tempat rekreasi pemancingan, Telaga Wahyu juga bisa digunakan sebagai bumi perkemahan

MOBIL 1979 - 6544 cc

Mobil Lincoln Continental
Tahun 1979
Kapasitas Mesin 6.544 cc
Panjang Bodi Mobil 5,9 m
Lebar Bodi Mobil 2 m
Tinggi Bodi Mobil 1,5 m

BECAK LAWU MAGETAN



Becak Lawu, yaitu alat transportasi tradisional yang berasal dari Plaosan Magetan Jawa Timur. Bentuknya mirip gerobak kayu yang dibikin memanjang, tidak ada pedal, tidak ada rantai, tidak ada stang, tidak ada sadel, apalagi mesin.
Kendaraan ini hanya terbuat dari rangkaian batang kayu seadanya. Rodanya juga terbuat dari kayu yang dibalut ban bekas. Di tengah-tengah rodanya dipasang klaker agar putaran roda bisa kencang. Biaya pembuatannya pun tidak mahal. Komponen penting hanya ada dua, yaitu rem dan roda. Keduanya berfungsi untuk menahan laju sekaligus belok.
Becak Lawu sangat mudah membuatnya dan juga tidak membutuhkan biaya perawatan mahal apalagi beli bahan bakar atau suku cadang lainnya.
Mungkin lantaran seperti inilah, becak ini hanya bisa meluncur di jalan yang menurun. Apabila akan memakai alat tradisional ini, maka harus menarik dulu ke atas lereng Gunung Lawu. Setelah itu, barulah becak ini bisa ditunggangi dan meluncur kencang. Biasanya dipakai untuk mencari kayu ataupun rumput di lereng Gunung Lawu.

Alat transportasi tradisional ini bisa dijumpai di jalur tembus Magetan – Solo, dan Anda akan melihat transportasi tradisional seperti ini meluncur di atas jalan aspal sambil membawa kayu atau rumput. Becak Lawu ini sungguh merupakan transportasi ril sebagian kecil warga Kecamatan Plaosan Magetan, Jawa Timur.

SALAH KALAH



SALAH DAN KALAH ADALAH PERTANDA KETERBATASAN DAYA UPAYA MANUSIA

MANUSIA SANGAT MAWAS DIRI
SAAT KEKURANGAN
NAMUN SEBALIKNYA
KALA SEMUA TELAH SESUAI KEINGINAN
BAHKAN SERBA BERLEBIHAN
MALAH CENDERUNG LENGAH

SALAH ADALAH SAAT LENGAH
DAN TAK MERASA LEMAH

SALAH ADALAH PERTANDA
MASIH PERLU BERBENAH

KALAH ADALAH
SAAT SALAH DAN MENYERAH

TINDAKAN YANG SALAH
APABILA MENYERAH SAAT KALAH

TERUS BERBENAH...
TIDAK TAKUT SALAH...
TIDAK MENYERAH SAAT KALAH...

INSYAALLAH HIDUP MENJADI BERKAH DENGAN UMUR BAROKAH